Senin, 05 Februari 2024

Wisata Ledok Sambi di Jogja

                                                                        

                                        
wisata ledok sambi

   Objek wisata Ledok Sambi terkenal sebagai tempat piknik keluarga dan tempat wisata Lokasi ini tepat berada di tengah desa di lereng Merapi tepatnya di Jalan Kaliurang, Kabupaten Sleman. Suasana sawah, rerumputan hijau, dan bisa melihat indahnya Gunung Merapi. Objek wisata ini sangat cocok untuk healing atau mencari ketenangan.

   Objek wisata ini memanfaatkan sungai berhulu di Merapi. Biasanya digunakan pengunjung untuk bermain air ataupun berenang. Selain bisa menikmati sungai, disini pengunjung bisa menikmati kuliner yang ada. Jika berminat, pengunjung bisa camping bersama di tempat ini.

   Untuk menuju lokasi ini aksesnya cukup mudah karena bisa diakses melalui kendaraan bermotor ataupun mobil. Wisata ledok sambi dibuka setiap hari. Harga tiketnya gratis, tetapi harus membayar parkir. Pengunjung hanya mengeluarkan Uang untuk kuliner saja.

   Wisata ledok sambi menjadi pilihan karena panorama yang indah. Nuansa alam yang masih asri dan sejuk. Pengunjung bisa berfoto dan selfie bersama. Bermain dan bersantai bersama keluarga.

   Untuk yang ingin Berkemah, Pengunjung harus menyewa lahan terlebih dahulu. Harganya juga terjangkau Rp.40.000 per orang. Bisa juga menyewa tenda dengan harga Rp.150.000. Objek wisata ini cukup terjangkau

  https://visitingjogja.jogjaprov.go.id/36750/destinasi-wisata-ledok-sambi-yang-recomendead-liburan-keluarga/

Nama=Gerry Landes Lairlanang
Kelas=9C
No Absen=08
   

Bakpia Jogja


  Siapa sih yang gak kenal sama makanan yang satu ini? Nama makanan ini adalah bakpia. Bakpia merupakan makanan yang dibuat dari tepung yang biasanya diisi dengan kacang hijau. Bakpia sendiri merupakan makanan khas Jogja, biasanya wisatawan ketika berkunjung ke Jogja selalu pulang dengan membawakan oleh - oleh khas Jogja ini.

    Bakpia telah mendapatkan tempat sebagai makanan khas Yogyakarta karena berbagai macam proses yang tertaut di dalamnya. Makanan ini merupakan perpaduan antara cita rasa Tionghoa dengan lokal, yang awalnya menggunakan minyak babi bermetaforsis menjadi kue bulat tanpa minyak babi dan bisa diterima oleh semua kalangan. Kehadirannya pertama kali di Yogyakarta karena usaha untuk memberi “warna” lain dari jenis makanan kecil yang waktu itu tidak banyak variasinya dan kebanyakan berupa makanan tradisional daerah atau roti yang diakulturasi dari Belanda. Perpanduan tersebut menciptakan ruang bahwa akulturasi dan toleransi antara orang Tionghoa dan Jawa tidak hanya terwujud dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga dalam wujud makanan.

Resep bakpia awalnya dibawa oleh seorang Tionghoa yang berasal dari Wonogiri bernama Kwik Sun Kwok pada tahun 1940-an. Beliau menyewa tempat untuk usahanya milik Niti Gurnito di Kampung Suryowijayan, Mantrijeron Yogyakarta. Setelah Ksik Sun Kwok pindah kampong di sebelah Barat Kampung Suryowijayan, Niti Gurnito melanjutkan usaha pembuatan dan penjualan bakpia di lokasi lahannya. Dalam pengelolaan NIti Gurnito, usaha ini berkembang menjadi semakin besar dan menebus pasar hingga ke Prambanan, Sleman, dan Bantul. Produksi bakpia yang dikelola oleh Niti Gurnito saat itu lebih dikenal dengan sebutan bakpia Tamansari atau  kemudian juga disebut sebagai Bakpia Niti Gurnito.

Selain Bakpia Tamansari, juga dikenal bakpia Patuk 75 milik Liem Bok Sing. Diceritakan pada saat itu, Liem Bok Sing adalah seorang perantauan dari negeri Tiongkok dan tinggal di daerah Dagen. Dia berjualan arang sebagai bahan bakar utama untuk memanggang bakpia. Bermula dari hubungan dagang ini , diperkirakan Kwik Sun Kwok memberikan informasi tentang proses pembuatan bakpia kepada Liem Bok Sing. Pada tahun 1948 , Liem Bok Sing merintis usaha pembuatan Bakpia dengan resep yang dikembangkan sendiri. Selanjutnya, pada tahun 1955keluarga Liem Bok Sing pindah rumah ke daerah Pathuk (Jl. Aipda KS Tubun No. 75) dan melanjutkan usaha pembuatan dan penjualan bakpia. Bakpia Pathuk sebagai nama bakpia yang dikelola oleh Liem Bok Sing mulai dikenal masyarakat Yogyakarta dan sekaligus membedakan Bakpia Tamansari yang dikelola oleh Niti Gurnito. Usaha pembuatan bakpia yang dikelola oleh Liem Bok Sing di Pathuk berkembang dengan pesatnya. Pathuk tumbuh sebagai industri bakpia. Beberapa warga pathuk juga ikut merintis usaha pembuatan bakpia. Dalam perkembangan selanjutnya, kampong Pathuk lebih dikenal sebagai wilayah usaha pembuatan bakpia dibandingkan Tamansari.

Bakpia tellah menjadi salah satu perpaduan kebudayaan yang relatif harmonis dan sekaligus memberikan contoh nyata tentang kebudayaan yang dinamis. Cita rasa Tionghoa telah terpadu secara harmonis dengan cita rasa lokal (Jawa) sebagai perwujudan konkrit toleransi dan akultusari antar budaya Tionghoa dan lokal (Yogyakarta). Sekat-sekat perbedaan semakin menjadi lentur karena proses “dialog” dengan lingkungan sekitar dan bahkan setelah beberapa dasawarsa kemudian sekat-sekat tersebut menjadi lebur.

Usaha untuk mempertautkan keberadaan bakpia dengan tradisi syukur yang pernah Berjaya pada masanya di kampung-kampung atau desa-desa di wilayah Yogyakarta merupakan usaha kreatif warga masyarakat dalam memberikan warna yang berbeda agar bakpia tidak hanya tertautkan dalam aspek ekonomi semata tetapi juga mengisyaratkan kandungan keharmonisan dan keseimbangan yang melekat dengan budaya Yogyakarta. Dengan demikian ketika disadari bahwa penjualan bakpia sangat tergantung dari sektor Pariwisata, maka usaha untuk mengupayakan kondisi harmonis dan jaminan rasa aman di wilayah Yogyakarta  menjadi prasyarat utama dalam menunjang keberlanjutan sektor ini. Bakpia tidak sekedar dipahami sebagai salah satu jenis makanan khas Yogyakarta, tetapi banyak aspek kehidupan melekat di dalamnya.

 

sumber gambar : https://bobobox.com/blog/wp-content//uploads/2023/06/Rekomendasi-10-Bakpia-Terenak-di-Jogja.jpg
sumber tulisan : https://kebudayaan.jogjakota.go.id/page/index/bakpia-yogyakarta


Bagas 9C 09 

Rabu, 06 September 2023

FAKTA UNIK TENTANG GO YOON JUNG

              Go Yoon Jung adalah aktris yang berasal dari Korea Selatan. Ia merupakan mahasiswi lulusan Seoul Women's Universit jurusan seni, dan sudah melukis selama 10 tahun lamanya. Selain jago melukis, Go Yoon Jung sangat terampil dalam membuat cake/kue, Ia juga memiliki hobi berpergian. Go Yoon Jung adalah anak rumahan. Ia gemar mengoleksi piyama. Go Yoon Jung suka berolahraga, ia selalu mengisi waktu luangnya dengan berolahraga. Selain itu, dia melakukan ballet dari umur 5 - 14 tahun. Kemudian dia melakukan seni bela diri untuk waktu yang cukup lama. Go Yoon Jung memiliki bnanyak hobi, salah satu hobinya adalah merakit lego dan baking (membuat kue). Go Yoon Jung sangat menyukai anak kecil, mimpinya adalah menjadi seorang guru.

    

                    Sebelumnya dirinya pernah mengajar anak - anak di sekolah minggu. Go Yoon Jung selalu melakukan pekerjaan sukarelawan di Gereja sebelum ia menjadi aktris. Di gereja ia termasuk orang yang aktif. Go Yoon Jung juga terkenal sebagai "Unnie cantik gereja" di gereja yang selalu ia datangi. Dirinya juga dikenal sebagai wanita yang memiliki wajah rasio berlian. Saat terjun ke dunia artis, ia menjadi orang yang berbakat dalam berakting. Seluruh aktingnya dinilai totalitas bagi yang melihatnya. "He is Psychometric" adalah drama debutnya. Dan saat ini drama terbaru yang sedang ia mainkan adalah "Moving". Dia berada di agensi berlian "MAA Korea". Kalo drakor yang diperanin Go Yoon Jung yang paling mimin suka yaitu "Moving" dan "Law School". 😋💗

 

                       Visual Yoon Jung, tak bisa dimungkiri, sangatlah jelita dan anggun, tetapi eksistensinya sebagai aktris peran pada ranah hiburan Hallyu membutuhkan lebih dari sekadar paras cantik. Yoon Jung, pada sesi wawancara dengan Soompi, mengungkapkan fakta menarik dan terbilang inspiratif seputar perannya sebagai Jang Hee Soo. Aktris berzodiak Taurus ini menceritakan pengalaman tak terlupakan kala mendalami karakter Jang Hee Soo sebelum memulai syuting episode perdana. Yoon Jung mengaku sempat mengikuti hagwon atau kelas les bimbingan belajar (bimbel) sungguhan untuk persiapan ujian masuk perguruan tinggi jurusan pendidikan jasmani selama beberapa bulan. 

                    "Semangatku sangat menggebu-gebu mendalami karakter Hee Soo. Aku merasa akan sangat menyenangkan kalau aku bisa memerankannya dengan baik," ungkap Yoon Jung. 

Dia bahkan menegaskan dalam keseharian memiliki banyak persamaan dengan sosok Hee Soo 

"Cara kami berbicara dan kepribadian kami juga mirip," imbuhnya. 

diambil dari : https://www.insertlive.com/korea/20230830072013-185-317926/totalitas-demi-drakor-moving-go-yoon-jung-ikut-kelas-bimbel-betulan 

 

 

sumber : https://cdn.medcom.id/dynamic/content/2022/07/13/1450606/2u9haGFg6N.jpg?w=700

Wisata Ledok Sambi di Jogja

                                                                                                                  wisata ledok sambi    Obje...